Gunung Dempo 3159m dpl
Angkatan VI mdpl ‘11
Gunung ini terletak di perbatasan Sumatra selatan dan provinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari terminal Kota Pagar Alam, terlebih dahulu mencarter mobil untuk jurusan pabrik teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 km dari terminal. Di daerah pabrik ini ada baiknya berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil Pak Anton, beliua termasuk orang yang dituakan oleh para pecinta alam Sumsel-Lampung. Dengan bantuanya mobil akan mengantar anda menuju kampung terdekat yaitu Kampung Empat, yang dapat memakan waktu lebih dari 30 menit. Di kampung Empat hanya ada satu warung itupun tidak lengkap. Gunung ini bisa didaki dalam dua hari satu malam akan tetapi cukup menguras tenaga, sebaiknya mendaki gunung dengan bermalam dua malam di gunung ini dan mendirikan tenda di pos II dan di pelataran, sehingga lebih bisa menikmati keindahan alam gunung dempo.
Jalur menuju ke puncak inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa banyak orang desa yang sengaja naik puncak. Gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khwatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang di tumbuhi dengan tumbuhan mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan Montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemirigan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hamper homogeny dan sangat hening.
Rute Pendakian
Kampung Empat (kebun Teh) 1691m dpl, entry point menuju pintu rimba ada di kebun teh yang terletak sedikit berjarak dari Kampung Empat. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan sebagai entry point, kami merekomendasikan dari jalur setapak karah kiri keatas yang membelah kebun teh karena jalur ini mudah dikenali dengan adanya sebuah pohon yang ada plang nama club pecinta alam. Dari entry point ini menuju pintu rimba sekitar kurang lebih 20 menit.
Pintu Rimba 1818m dpl persisi berada di ujung kebun teh sebagai penanda ada plang yang bertuliskan “Pintu Rimba” dari sini jalan setapak memasuki kawasan hutan, keadaan jalan setapak kecil dan sempit dikiri kanan banyak semak-semak dan kadang terdapat semak berduri, kemudian jalan setapak menjadi agak lebar dan dipenuhi oleh akar-akar pohon saat semakin memasuki hutan. Jalan setapaknya sangat jelas sekali. Jarak tempuh dari pintu rimba manuju pos I kurang lebih dua setengah sampai tiga jam.
Pos I, 2165m dpl, pos satu ini cukup luas mampu menampung 5-6 tenda akan tetapi disini tidak ada sumber air, biasa pos ini hanya dipakai untuk beristirahat sejenak. Jalur setapak dari pos ini menuju pos II cukup jauh sekitar 3 hingga tiga setengah jam, dengan kondisi jalan setapak yang cukup curam, curam disini adalah jalan setapak yang gundakan tanjakannya cukup tinggi terkadang melebihi orang dewasa dan banyak sekali akar-akar pohon yang melintang sehingga terkadang harus memanjat untuk bisa melewatinya. Dengan jalur seperti ini sehingga menambah waktu tempuh menuju pos II. Dan dipertengahan antara jalur pos I dan pos II terdapat tanjakan Dinding Lemari, harus berhati-hati saat melewati tanjakan dinding lemari ini selain licin juga sebelah kanan jalan curam dan cukup tinggi sekitar 4 M. jalan setapaknya mudah dikenali dan lebar sedangkan hutanya cukup rapat.
Pos II, 2632m dpl. Pos ini cukup lebar, ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, di lokasi ini terdapar sumber air berjarak 100 m dan terletak disisi kiri bawah dari lokasi pos ini. Airnya cukup besar berupa air terjun kecil. Dari pos II jalur pendakian semakin curam dan tak lama kemudian kita akan memasuki daerah cadas, tumbuhan di daerah cadas ini sudah mulai pendek-pendek dengan ciri vegetasi puncak. Dari lokasi cadas kita bisa mengedarkan pemandangan kebawah dan akan terlihat hamparan bukit barisan dan perkebunan teh. Jalur semakin curam dan akhir dari tanjakan ini adalah puncak II dempo yang dikenal juga puncak dempo 3064m dpl. Waktu tempuh dari pos II hingga puncak dempo kurang lebih satu hingga satu setengah jam.
Puncak dempo 3054m dpl, ini bukanlah puncak utama dempo, sedangkan puncak utama dempo “Puncak Merapi”. Dipuncak ini tertutup oleh pohon-pohon, namun di puncak ini kita sudah bisa melihat puncak Merapi dan alun-alun dempo yang dikenal oleh pendaki setempat “Pelataran”. Puncak dempo tidak begitu luas, sekitar 5x5 m dan dipenuhi oleh pohon-pohon.
Pelataran 2998m dpl, dari puncak dempo kemudian jalan setapaknya turun kearah Pelataran, di lokasi yang luas ini sumber air bersih banyak tersedia dan jika musim edelweiss di pelataran ini bisa ditemukan bunga abadi tersebut. Jalur pendakian dari pelataran menuju puncak tidak begitu jauh dengan medan terbuka dan berbatu-batu. Sekitar 30 menit mendaki tanjakan tersebut kita akan sampai di bibir kawah. Dari bibir kawah puncak barada sebelah kanan berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki.
Puncak Merapi 3088m dpl, puncak Merapi ini tidak ada tiang trianggulasi sepertinya sudah roboh hanya ada bekas-bekasnya saja. Dari puncak ini kita bisa melihat kawah gunung dempo berisi air berwarna putih kehijauan. Ada kalanya berubah warna menjadi putih pekat atau hijau pekat.
Perijinan. Perijinan tidaklah sulit, di rumah Pak Anton kita bisa mengisi buku tamu dengan menuliskan jumlah anggota, dan lama pendakian. Setelah itu kita harus melapor ke kantor vulkanologi yang tidak jauh dari rumah Pak Anton. Dikantor ini kita juga bisa mendapat info terkini mengenai keadaan gunung dempo.
No comments:
Post a Comment