Monday, September 14, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 4 Buat Rencana Keselamatan dan Lengkapi Fasilitas Keselamatan

Langkah ke-4 menuju Sekolah Tangguh Bencana adalah membuat rencana-rencana keselamatan di sekolah. Dokumen perencanaan ini akan memandu Tim Keselamatan dan warga sekolah lainnya dalam upaya mengurangi resiko bencana, baik korban jiwa maupun kerugian lainnya.
Demikian pula dengan kelengkapan fasilitas keselamatan di sekolah yang menjamin keselamatan seluruh anggota warga sekolah bila bencana/keadaan darurat terjadi.
Dokumen perencanaan dan fasilitas yang harus dimiliki adalah:
  1. Peta resiko bencana
  2. Rencana keselamtan sekolah
  3. Rencana kontingensi
  4. SOP
  5. Jalur dan tanda evakuasi
  6. Titik kumpul dan tanda titik kumpul
  7. Tenaga darurat
  8. APAR
  9. Peralatan pertolongan pertama medis
  10. Survival bag
  11.  Radio komunikasi

Peta Resiko Bencana
Buatlah peta resiko bencana berdasarkan identifikasi dan analisa yang sudah dilakukan sebelumnya. Peta ini memuat resiko kerentanan dan kapasitas serta jalur-jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat pengungsian sementara yang ada di sekolah dan di lingkungan sekitar sekolah.
Peta resiko yang baik adalah:
1. Terdapat judul peta
2. Terdapat legenda
3. Terdapat tahun pembuatan


Rencana Keselamatan Sekolah
Rencana keselamatan sekolah berisikan langkah-langkah dan upaya dalam mengurangi resiko negatif dari suatu bencana atau kedaruratan dan meningkatkan tingkat keselamatan warga sekolah disaat hal-hal tersebut terjadi.
Rencana ini mencakup bagaimana mengurangi resiko dan meningkatkan keselamatan akibat bencana-bencana atau kedaruratan yang ada atau berpotensi terjadi di sekolah dan sekitar lingkungan sekolah, dengan kata lain perencanaan ini untuk semua jenis ancaman yang ada di sekolah dan sekitarnya. 
Perencanaan ini didasarkan pada hasil tindakan langkah 1.

Rencana Kontingensi dan SOP
Rencana kontingensi (Renkon) yang dalam kalimat sederhana adalah rencana cadangan yang akan dilakukan bila terjadi suatu kondisi darurat seperti yang diperkirakan sebelumnya. Memiliki rencana ini seperti kita memiliki payung dan membawanya, bila panas bisa dijadikan penyejuk sepanjamh jalan dan bila hujan bisa digunakan sebagai penahan basah.
Berbeda dengan RKS yang banyak berisi ancaman, maka rekon hanya membahas satu jenis ancaman saja, sehingga bila terjadi lebih dari satu ancaman berdasarkan analisa sebelumnya, maka setiap ancaman harus dibuatkan rekonnya. Namun begitu, bisa juga disederhanakan, yaitu bukan berdasarkan ancaman bencana tetapi berdasarkan kondisi yang telah ditentukan apakah warga belajar harus ke titik kumpul atau tetap berada di dalam bangunan,
Dokumen rencana kontingensi berisikan:
  1. Skenario atau kondisi yang diperkirakan terjadi serta dampaknya bagi warga belajar, asset dan lingkungan sekolah.
  2. Tindakan yang akan diambil bila terjadi kondisi darurat berdasarkan peran kerja tim keselamatan.


Sedangkan SOP kedaruratan adalah sebuah dokumen panduan dalam mengoperasionalkan renkon yang sudah disusun sebelumnya. Di dalamnya terdapat alur kerja yng seyogyanya dilakukan untuk kondisi atau keadaan tertentu seperti yang tercantum di dalam dokumen renkon.
Di dalam SOP siapa melakukan apa, kapan (termasuk tenggat waktu dan dimana, harus tergambarkan dengan jelas (mudah dipahami, tidak multitafsir, dan mudah dilaksanakan). Dalam SOP langkah yang diambil diupayakan sedikit mungkin, misalnya tidak lebih dari tujuh langkah kegiatan. 
Misalnya dalam gempa bumi, maka SOPnya bisa seperti pada contoh berikut ini


Peta Evakuasi
Buatlah peta evakuasi di setiap lantai dan ruangan letakkanlah pada bagian belakang pintu. Buatlah peta sesderhana mungkin namun mudah dibaca dan dipahami.
Peta evakuasi yang baik adalah :
  
1. Terdapat judul peta evakuasi
2. Terdapat peta evakuasi yang memuat tanda "anda berada disini"
3. Terdapat panduan prosedur evakuasitable
4. Terdapat peta lokasi dimana titik kumpul berada
5. Terdapat legenda
6. Terdapat nomor darurat atau nama petugas keselamatan 



Jalur dan Tanda Evakuasi
Untuk memastikan keselamatan warga sekolah disaat terjadinya upaya penyelamatan diri maka dipelukan jalur dan tanda-tanda evakuasi yang merupakan panduan disaat menyelamatkan diri dari bahaya.
Syarat jalur evakuasi :
1. Aman
2. Tidak ada penghalang (mudah dilalui)
3. Mudah dikenali
4. Mudah dijangkau

Syarat tanda-tanda evakuasi yang baik dan menyelamatkan adalah tanda yang mudah dikenali, yaitu tanda yang:
1. Menggunakan bahan yang tetap bisa terlihat disaat gelap atau penerangan yang kurang
2. Diletakkan di posisi strategis dan mudah terlihat
3. Berukuran cukup sehingga mudah terlihat
4. Menggunakan bahasa yang umum (Tulisan : JALUR EVAKUASI)

Titik Kumpul
Tentukan titik kumpul bagi warga sekolah bila terjadi kedaruratan/bencana, berilah tanda titik kumpul pada lokasi tersebut
Persyaratan titik kumpul diantaranya adalah sebagai berikut
1. Mudah diakses oleh warga sekolah
2. Aman setelah terjadi bencana dan aman dari ancaman bencana susulan (secondary hazard)
3. Luasnya cukup untuk menampung warga sekolah 

Tangga Darurat
Tangga darurat adalah tangga yang direncanakn khusus untuk penyelamatan bila terjadi kedaruratan. Melihat sekolah-sekolah di Indonesia maka kita kerap tidak menemukan tangga darrat. Tanga untuk masuk dan keluar warga sekolah dianggap sebagai sebagai tangga darurat juga, padahal sejatinya tangga darurat merupakan sebuah alternatif keluar dari bangunan inti yang digunakan oleh penghuni atau pengunjung bangunan tersebut dengan aman dari ancaman utama maupun ancaman susulan.
Tangga darurat yang baik bagi sekolah dalah tangga yang tidak berada di dalam bangunan inti, tetapi tangga tersebut ada disisi luar bangunan dengan penghubung berupa pintu darurat yang mudah dikenali (biasanya diberi warna merah atau warna terang).

APAR
APAR atau Alat Pemadam Api Ringan (PFE=portable fire extinguishers) merupakan alat yang ringan, mudah dijinjing dan digunakan untuk pemadaman api awal. Untuk bisa menggunakan APAR dengan efisien dan efektif sebaiknya warga sekolah diberikan sosialisasi bagaimana cara menggunakan APAR yang benar. selain itu bangunan sekolah juga harus dilengkapi dengan APAR yang dalam jumlah yang cukup.

Syarat Tanda Pemasangan Apar/Tabung Pemadam :
1. Segitiga sama sisi warna dasar merah
2. Ukuran tiap sisi 35 cm
3. Tinggi huruf 3 cm berwarna putih
4. Tinggi tanda panah 7.5 cm berwarna putih

Pertolongan Pertama Medis
secara  luas prtolongan pertama medis dikenal sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Guna menjamin keselamatan warga belajar sekolah wajib menyediakan peralatan pertolongan pertama dan ditempatkan di beberapa posisi yang strategis dan aman.
Gunakanlah kotak P3K atau Tas P3K yang berwarna cerah dan berikan tulisan Pertolongan Pertama atau First Aid dengan lambang palang putih dengan latar belakang hijau.



Berilah tanda (seperti pada gambar) di lokasi kotak P3K ditempatkan dengan ukuran yang cukup sehingga mudah dikenali dari jauh. 
Isilah tas atau kotak P3K minimal dengan peralatan dan perlengkapan sebagai berikut (konsultasikan dengan tenaga medis yang ada di sekolah) :
  1. Pembalut: Mitella (kain segitiga) dan verband kassa
  2. Verband elastis
  3. Kassa steril 16 x 16
  4. Cairan anti septik yang mengandung iodine povidone, misalnya betadine
  5. Plester obat, misalnya hansaplast, tensoplast dll. sebaiknya disediakan dalam ukuran berbeda
  6. Gunting verband
  7. Pinset
  8. Kapas
  9. Masker
  10. Sarung tangan lateks
  11. Peniti
  12. Lampu snter kecil + baterai cadangan
  13. Pena
  14. Spidol permanen
  15. Buku catatan
  16. Obat-obatan yang harus dikonsultasikan dengan tenaga medis sekolah


Tenaga Pertolongan Pertama
Siapkanlah tenaga pertolongan pertama yang terlatih dan bersertifikat. Siapapun bisa menjadi tenaga pertolongan pertama di sekolah (baik guru, staf administrasi dan keuangan, satpam, penjual dikantin Jadi bukan hanya anggota tim penyelamat.
Tenaga pertolongan pertama sehari-harinya tetaplah menjalankan kewajiban utamanya dan tugas sebagai penolong pertma hanya bersifat insidentil atau bila ada kejadian saja.

Survival Bag
Survival bag atau tas survival adalah tas yang berisikan peralatan dan perlengkapan yang bisa digunakan untuk bertahan hidup dari ancaman utama, ancaman lanjutan, dan dampak dari ancaman tersebut. Variasi dari tas survival adalah container atau lemari khusus yang diberi warna cerah dan tulisaN SURVIVAL EQUIPMENT
Isi Tas Survival terdiri atas :
  1. Permakanan dan minuman siap konsumsi, siapkan untuk kebutuhan 72 jam atau 3 hari 3 malam (3H/3M) dan sesuaikan dengan penghuni ruangan (misalnya siswa dalam setiap kelas atau guru)
  2. Peralatan dan Perlengkpan penunjang, seperti:

  • Selimut
  • Lampu senter
  • Peluit
  • Gunting dan pisau darurat (hanya digunakan oleh guru/orang dewasa)
  • Lampu badai (dengan tenaga baterai)
  • Baterai cadangan 
  • Radio FM/AM
  • dll. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan setempat.


Radio Komunikasi
Siapkan radio komunikasi bergerak (HT) dan fixed (Rig) dan ajarkanlah anggota tim keselamatan bagaimana berkomunikasi menggunakan merakit dan memperbaiki radio dan jaringannya. Daftarkan mereka ke dalam organisasi radio amatir Indonesia, misalnya ORARI, RAPI, atau SENKOM. Buatlah kerjasama dengan organisasi ini untuk peningkatan kapasitas tim keselamatan,
Radio komunikasi ini bermanfaat disaat jalur komunikasi konvensional seperti telepon dan internet tidak berfungsi karena berbagai sebab.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan radio komunikasi adalah adanya tenaga listrik cadangan, oleh karena itu HT harus full charge dan RIg harus didukung UPS atau suplai daya bebas gangguan.



No comments: