Tahun lalu majalah Time menulis
berita mengenai pencemaran sampah yang membuat pulau Bali tak lagi
indah. Salah satu penyebabnya adalah perilaku wisatawan yang tidak turut
menjaga lingkungan.
Perilaku turis yang tidak ramah
lingkungan ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Sebuah penelitian yang
diterbitkan oleh Journal of Consumer Research bulan ini menyatakan, perilaku
romantis manusia untuk kembali ke alam ini seringkali berdampak buruk terhadap
lingkungan.
Robin
Canniford dari University of Melbourne dan Avi Shankar dari University of Bath
yang menyusun penelitian ini menyatakan, jika manusia atau konsumen menganggap
alam hanya sebagai pelarian dari budaya mereka sehari-hari, mereka akan
memercepat kerusakan lingkungan.
Hal
ini karena konsumen menjadikan alam sebagai tempat bersembunyi dari hiruk pikuk
perkotaan serta ketegangan sosial dan seringkali membawa perilaku buruk mereka
saat mereka menikmati alam. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya aturan
hukum dan komersial untuk melindungi lingkungan.
Contoh
dari kesimpulan ini ada di Maldives yang dijuluki sebagai kepulauan surga.
Banyak turis membuang sampah sembarangan, sedemikian banyaknya hingga mencemari
seluruh kepulauan dan mengotori laut yang biru dan jernih. Di pantai Gold
Coast, Australia, banyak peselancar yang menggunakan kekerasan untuk mengusir
peselancar lain dari wilayah mereka sehingga polisi terpaksa turun tangan.
Dampak
dari perilaku-perilaku buruk ini, banyak lokasi wisata yang saat ini membatasi
jumlah pengunjung agar para wisatawan tetap bisa dengan tenang menikmati alam.
Semua ini berujung pada semakin maraknya regulasi dan komersialisasi
pariwisata.
Namun
kedua peneliti juga menyatakan, kesadaran konsumen akan rentannya alam semakin
meningkat. Mereka berupaya mengurangi kerusakan alam dengan membeli atau
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
Sehingga
penelitian ini menyimpulkan, produsen dan penyedia jasa pariwisata bisa
memanfaatkan peluang ini dengan menawarkan produk-produk dan peralatan ramah
lingkungan yang membantu konsumen menikmati alam tanpa merusak lingkungan.
(diambil dari Redaksi Hijauku.com)
No comments:
Post a Comment